darah juang-PDI PERJUANGAN KAB SUKOHARJO

SUKOHARJO - Hanya selang beberapa jam setelah Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyerukan agar kadernya menghindari segala bentuk kekerasan dalam pidato pada peringatan tragedi 27 Juli 1996 di Jakarta, di tubuh PDI Perjuangan Sukoharjo justru terjadi pertumpahan darah. Ketua PAC Kartasura Parjino (39) dan tiga anggota Pasukan Khusus Andalan Megawati (Passuda) Kecamatan Kartasura, menderita luka-luka akibat bacokan. Mereka diserang sekelompok Satgas dan Satgassus dengan senjata tajam, Selasa malam lalu.
Hingga kemarin, Parjino dan salah seorang anggota Passuda Yudi Asianto (40) masih dirawat di Bangsal Asysyam dan Al-Qomr RS Yarsis, Pabelan, Kartasura. Parjino menderita luka bacok di lengan kanannya. Untuk menyambung lengannya yang hampir putus itu, tim medis RS harus melakukan jahitan 27 buah. Yudi Asianto yang menderita luka di bagian kepala dan punggung sebelah kiri juga dijahit 24 buah.
Dua korban lainnya, D Yulianto (22) dan Sihno (30), yang juga menderita luka akibat bacokan senjata tajam, diperbolehkan pulang setelah dirawat beberapa saat di RS tersebut. Yulianto mendapat sabetan senjata tajam di kaki kirinya.
Sekretaris DPC PDI-P Sukoharjo FY Heru Samsidjo menuntut Ketua DPC Susmono Adhimartono bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Menurut beberapa sumber, kejadian itu bermula dari kedatangan sekitar dua puluh Passuda Kecamatan Kartasura yang dipimpin Ketua PAC Kartasura Parjino. Mereka mendatangi kediaman Heru Samsidjo dan meminta Sekretaris DPC itu mau menandatangani Daftar Calon Tetap (DCT) versi Ketua DPC Susmono Adhimartono.
Namun Heru menolak. Sebab, DCT itu tidak sesuai dengan pleno DCT dan PAC 6 Juli lalu. Setelah ditolak, Parjino dengan didukung 20 personel Passuda menguasai Kantor DPC. Alasan pendudukan kantor itu, karena Parjino ingin mengamankan aset dan keputusan DPC. Hal itu sesuai dengan Surat Tugas Nomor 115/DPC/13.2/VII/99 yang ditandatangani Susmono dan Wakil Sekretaris DPC Drs Y Suyoto Sindhumaryoto.
Sekitar pukul 16.30, puluhan Satgas dan Satgassus DPC memberikan ultimatum terhadap Parjino dan pasukannya itu. Parjino hanya diberi waktu 30 menit untuk meninggalkan kantor DPC. Pada saat itu kondisinya sudah mulai memanas. Kapolres Letkol Drs Suherlan yang mendapat laporan segera menempatkan satu peleton Pasdalmas di depan kantor DPC. ''Jika tak segera dikosongkan, kantor DPC akan kami bakar,'' teriak anggota Satgas DPC.
Akhirnya Parjino menyerah. Dengan mengendarai Suzuki Carry pikap dan jip CJ-7 terbuka, sekitar pukul 17.00 dia dan ''pasukannya'' mulai mengosongkan kantor DPC. Mereka pulang ke Kartasura.
Sekitar pukul 18.30, saat dua mobil yang dikendarai Parjino dan Passuda sampai di Jl Raya Gembongan, Kelurahan Ngadirejo, Kartasura, dicegat sekelompok pemuda berpakaian satgas yang mengendarai Suzuki Carry warna gelap. Mobil Suzuki Carry pikap yang memuat anggota Passuda dan dikemudikan Gunadi, dipepet. Salah seorang satgas DPC langsung menyabet kaki anggota Passuda D Yulianto, yang kebetulan duduk paling belakang.
Setelah melukai seorang Passuda, rombongan itu terus mengejar jip yang ditumpangi Parjino. Sampai di depan Mulyo Motor, Kartasura, mobil tersebut dipepet.
Merasa jiwanya terancam, Parjino menyuruh Riyadi tancap gas. Terjadilah kejar-mengejar antara jip dan Carry itu. Pada saat itu, tiba-tiba mobil Parjino juga dipepet dua pemuda berpakaian satgas yang mengendarai Yamaha RX King. Dua pemuda itu melemparkan botol berisi bensin. Kemudian disusul korek api dalam kondisi menyala. Untung mobil tidak terbakar.
Akhirnya, Parjino terpaksa berhenti karena mobilnya kehabisan bensin. Pada saat itulah puluhan pemuda berpakaian satgas yang menumpang Susuki Carry warna gelap turun dan dengan membabi buta menyabet Parjino serta beberapa anggota Passuda. Kapolres Letkol Drs Suherlan membenarkan adanya kejadian itu. Dia kemarin menemui Sekretaris DPC FY Heru Samsidjo di kediamannya. (D6-50k)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cinta lama bersemi kembali

Tragedi Dukuh Padangrangkang Desa Kedungjambal Kecamatan Tawangsari Sukoharjo, Ibu dan 2 Anaknya Meninggal Gegara Keganasan Corona